Wednesday, 31 December 2014
Thursday, 13 November 2014
GUIDE KONEKSI ANTARA HT DENGAN WT
Dewasa ini sarana
komunikasi telah berkembang sedemikian pesatnya. Terutama sarana komunikasi
portabel. Dari sarana komunikasi analaog dengan Handy talky dan walky Talky,
ponsel AMPS sampai yang digital seperti ponsel GSM dan CDMA. Apalagi sejak
adannya ponsel GSM dan CDMA yang harganya cukup terjangkau dan kemajuan
teknologinya yang begitu pesatnya, jauh meninggalkan sarana komunikasi
analaog yang tetep mahal dan perkembanganya sangat lamban. Apalagi teknologi
AMPS yang sudah ditinggalkan. Tidak demikian dengan sarana telekominikasi
analaog via radio seperti pesawat HF VHF maupun UHF yang memiliki pangsa pasar
yang berbeda, dan juga penggemar setia. Apalagi sifatnya yang independen tanpa
perlu adanya operator menjadikannya sebagai tumpuan komunikasi saat bencana
disaat sarana pendukung telekomunikasi analog hancur.
Di pasaran terdapat dua jenis perangkat analog yang sangat familiar, yakni Handy Talky (HT) dan Walky Talky (WT). Diantara dua perangkat tersebut sebenarnya dapat dikoneksikan dengan syarat HTnya double band (UHF-VHF) atau single band UHF. Hal ini dikarenakan WT menggunakan frekuensi UHF antara 462.5625Mhz (ch 1) sampai 462.7250MHz (ch 22).
Dewasa ini sarana
komunikasi telah berkembang sedemikian pesatnya. Terutama sarana komunikasi
portabel. Dari sarana komunikasi analaog dengan Handy talky dan walky Talky,
ponsel AMPS sampai yang digital seperti ponsel GSM dan CDMA. Apalagi sejak
adannya ponsel GSM dan CDMA yang harganya cukup terjangkau dan kemajuan
teknologinya yang begitu pesatnya, jauh meninggalkan sarana komunikasi
analaog yang tetep mahal dan perkembanganya sangat lamban. Apalagi teknologi
AMPS yang sudah ditinggalkan. Tidak demikian dengan sarana telekominikasi
analaog via radio seperti pesawat HF VHF maupun UHF yang memiliki pangsa pasar
yang berbeda, dan juga penggemar setia. Apalagi sifatnya yang independen tanpa
perlu adanya operator menjadikannya sebagai tumpuan komunikasi saat bencana
disaat sarana pendukung telekomunikasi analog hancur.
Untuk mengkoneksikan antara HT dan WT maka perlu kita kenali dulu apakah :
1. WT itu pakai frekuensi UHF pada frekuensi 46x.xxxx Mhz . Jadi pastikan HT Anda mengcover frekuensi tersebut. Katakan HT anda frekuensinya 400-470 Mhz, berarti HT Anda bisa digunakan untuk komunikasi dengan WT. kalau ga bisa masukin angka 46x.xxx di HT atau cuma bisa masukkan frek dengan kepala 1xx.xxx saja berarti otomatis HT ini ga akan bisa komunikasi HT dengan WT karena cuman bekerja pada frek VHF.
2. Pastikan bahwa HT Anda support istilah CTCSS atau TONE. tinggal lihat kardus dan buku manualnya. Ini nantinya akan diperlukan kalau WT pakai kode Privacy (angka kecil pada layar dekat nomor channel WT).
3. Kalau HT anda adalah UHF tapi pakai sistem channel yang tinggal puter dial, alias ga ada layar lcd dan keypad buat nginput frekuensinya, Anda perlu komputer buat nge-programnya kalo ini sedikit ribet, butuh software dan kabel data HT tersebut.
Selanjutnya kita kenali Chanel frekuensi pada WT
1. Pada WT terdapat 22 chanel yang telah berisi frekeunsi tertentu yang sama yaitu
Ch | Type | Frekuensi | Ch | Type | Frekuensi | |
1 | FRS / GMRS | 462.5625 | 12 | FRS | 467.6625 | |
2 | FRS / GMRS | 462.5875 | 13 | FRS | 467.6875 | |
3 | FRS / GMRS | 462.6125 | 14 | FRS | 467.7125 | |
4 | FRS / GMRS | 462.6375 | 15 | FRS | 462.5500 | |
5 | FRS / GMRS | 462.6625 | 16 | FRS | 462.5750 | |
6 | FRS / GMRS | 462.6875 | 17 | FRS | 462.6000 | |
7 | FRS / GMRS | 462.7125 | 18 | FRS | 462.6250 | |
8 | FRS | 467.5625 | 19 | FRS | 462.6500 | |
9 | FRS | 467.5875 | 20 | FRS | 462.6750 | |
10 | FRS | 467.6125 | 21 | FRS | 462.7000 | |
11 | FRS | 467.6375 | 22 | FRS | 462.7250 |
2. Trus ada angka kecil di samping/bawahnya, itu buat apa?
Angka kecil itu disebut privacy code, atau kode privasi agar 1 channel frekuensi yang dipakai bisa digunakan ramai-ramai tanpa mengganggu satu sama lainnya.
Angka kecil itu disebut privacy code, atau kode privasi agar 1 channel frekuensi yang dipakai bisa digunakan ramai-ramai tanpa mengganggu satu sama lainnya.
baca artikel selengkapnya http://ewingsa.wordpress.com klik di sini
Labels:
HT dualband,
koneksi WT,
walky-talky,
walkytalky,
WT
Sunday, 2 November 2014
Prosedur Pelaporan Gangguan FREQUENSI RADIO
TATA CARA PELAPORAN APABILA ADA PENGGANGGU FREQUENSI RADIO YANG TIDAK SESUAI DENGAN SPEKTRUM DAN PERUNTUKANNYA
TATA CARA PERMOHONAN IJIN BARU / MUTASI / PERLUASAN
Friday, 31 October 2014
PENGGUNAAN KANAL FREKUENSI RADIO
Bagi para breaker atau istilah bagi mereka yang
mempunyai hobi cuap-cuap di udara melalui perangkat radio, pastinya memahami
bahwa penggunaan spektrum radio haruslah mengikuti peraturan-peraturan yang
berlaku di Indonesia maupun yang dikeluarkan oleh International
Telecomunication Union.
Walaupun aktifitas dan pertumbuhan breaker baru saat ini tidak sefenomenal di tahun 80an, namun dari sisi kualitas, baik untuk SDM para
breakernya maupun perangkat radionya di era digital ini sudah mengalami peningkatan yang cukup
pesat. Dibandingkan tahun 80an kualitas perangkat radio saat ini jauh lebih bagus bahkan dengan
teknologi sekarang sangat memungkinkan breaker yang menggunakan perangkat radio
dapat terhubung dan berkomunikasi dengan breaker lainnya yang menggunakan perangkat laptop maupun
handphone.
Penulis memang belum pernah melakukan penelitian, namun secara
kualitas SDM para breaker saat ini relatif cukup baik dibanding para breaker di tahun 80an.
Namun begitu masih ada saja para breaker yang belum mengantongi surat ijin penggunaan
spektrum frekuensi radio, bahkan yang berijin pun kadang menggunakan peralatan
yang tidak sesuai dengan aturan yang ada, misalnya mengenai tinggi antena dan
power radio yang digunakan.
Tuesday, 28 October 2014
MENGHITUNG BHP FREKUENSI RADIO
Kewajiban Membayar Biaya Hak Penggunaan Spektrum
Frekuensi Radio
- Pengguna spektrum frekuensi radio wajib membayar dimuka setiap tahun
Biaya Hak Penggunaan (BHP) Spektrum Frekuensi Radio yang besarnya sesuai
peraturan perundang-undangan.
- Pembayaran Biaya Hak Penggunaan (BHP) Spektrum Frekuensi Radio wajib
dilakukan melalui sistem Host to Host dengan bank yang telah ditunjuk.
- Permasalahan yang timbul akibat pembayaran Biaya Hak Penggunaan (BHP)
Spektrum Frekuensi Radio yang tidak dilakukan melalui sistem Host to Host
sepenuhnya menjadi tanggung jawab wajib bayar/pengguna spektrum frekuensi
radio.
- Setiap penggunaan frekuensi radio wajib membayar Biaya Hak Penggunaan
(BHP) frekuensi radio. Seluruh BHP frekuensi radio masuk ke Kas Negara
sebagai Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP).
Bagaimana menghitung BHP Frekuensi Radio :
BHP Spektrum Frekuensi Radio untuk ISR dihitung
berdasarkan parameter teknis dan zona dengan formula sebagai berikut :
Keterangan:
b = lebar pita frekuensi yang digunakan (bandwidth)
P = besar daya pancar keluaran antena (EIRP)
Ib = indeks biaya pendudukan lebar pita
Ip = indeks biaya daya pancar frekuensi
HDLP = harga dasar lebar pita
HDDP = harga dasar daya pancar
Nilai HDLP dan HDDP diatur dalam di sini sebagaimana telah diubah dengan di sini , sedangkan Ib, IP, dan zona diatur dalam di sini sebagaimana telah diubah dengan di sini
Contoh perhitungan formula tarif BHP frekuensi radio
untuk radio siaran FM pada Zona 4 :
HDLP
|
=
|
5.155 Rp/KHz (HDLP, Zona 4, VHF) dilihat pada
Lampiran PP 7/2009
|
HDDP
|
=
|
47.866 Rp/KHz (HDDP, Zona 4, VHF) dilihat pada
Lampiran PP 7/2009
|
Ib
|
=
|
0,8400 (stasiun siaran FM) dilihat pada
Lampiran PM 19/2005
|
Ip
|
=
|
0,4900 (stasiun siaran FM) dilihat pada
Lampiran PM 19/2005
|
b
|
=
|
372 KHz (standar lebar pita siaran FM)
|
Power
|
=
|
1.000 Watt
|
p
|
=
|
10 x (log power) + Gain - Line Loss + 30
|
Rumusan
|
=
|
|
=
|
Rp 1.532.502,00
|
Tuesday, 16 September 2014
RADIO PANCAR ULANG RAPI DI PULAU JAWA
Radio Pancar Ulang RAPI Provinsi JAWA BARAT-JZ10ZZD
|
|||||
No
|
TX
|
RX
|
Sup/Dup
|
Tone
|
Alokasi Pengguna
|
1
|
142.260
|
143.030
|
-77
|
RPU Cipanas
|
|
2
|
142.000
|
143.550
|
-155
|
RPU Gunung Gede
|
|
3
|
149.140
|
141.110
|
+803
|
RPU Pesona Suara
Pantura
|
|
4
|
140.051
|
141.110
|
-600
|
RPU Pesona Suara
Pantura Link
|
|
5
|
143.000
|
143.000
|
RPU ITKP RAPI Pondok
Gede
|
||
6
|
142.950
|
143.450
|
-50
|
88.5
|
RAPI Kab Bekasi
|
7
|
142.950
|
143.450
|
-500
|
RAPI Kab Bekasi
|
|
8
|
142,020
|
143,570
|
-155
|
RAPI Kab Bogor /PACUL 2 ( Gn. Salak )
|
|
9
|
142,000
|
143,550
|
-155
|
RAPI Kab Bogor /PACUL 1 ( Puncak )
|
|
10
|
142,060
|
143,560
|
-150
|
RAPI Kab Ciamis
|
|
11
|
143,590
|
142,600
|
+99
|
RAPI Kab Cirebon
|
|
12
|
142.120
|
143.300
|
-1180
|
RAPI Kab Indramayu
|
|
13
|
142,375
|
143,470
|
-109.5
|
RAPI Kotif Depok
|
|
14
|
142,030
|
142,780
|
-75
|
RAPI Lokal 03 Cisaat,Sukabumi
|
|
15
|
142.025
|
143.575
|
-155
|
88.5
|
RAPI Prov Jawa Barat
|
16
|
143,000
|
142,250
|
+75
|
RAPI Prov Jawa Barat/JZ10ZRD (Tangk Perahu )
|
|
17
|
149,110
|
141,110
|
+800
|
RPU di Subang
|
Subscribe to:
Posts (Atom)