Frekuensi
resonansi sebuah antena dapat diartikan sebagai frekuensi kerja antena dimana pada frekuensi tersebut seluruh daya dipancarkan seara maksimal. Pada umumnya frekuensi resonansi menjadi acuan frekuensi kerja antena sedangkan, Resonansi adalah proses bergetarnya suatu benda yang dikarenakan ada
benda lain yang bergetar, hal ini terjadi karena suatu benda bergetar pada
frekwensi yang sama dengan frekwensi benda yang terpengaruhi.
Terjadinya resonansi bisa berakibat menguntungkan maupun merugikan kita,
berikut ini contoh-contoh terjadinya resonansi:
- Resonansi yang menguntungkan: resonansi pada alat musik (gitar, genderang, gamelan, dll).
- Resonansi yang merugikan">: resonansi suara deru pesawat bisa membuat kaca turut bergetar, dan bahkan pecah.
Sedangkan resonansi stokastik adalah suatu fenomena di mana suatu sistem
non-linier di bawah pengaruh suatu sinyal periodik termodulasi yang amat lemah
sehingga secara normal tidak terdeteksi, akan tetapi dapat terdeteksi
disebabkan terjadinya resonansi antara sinyal deterministik yang lemah tersebut
dengan gangguan (noise) stokastik. Definisi paling awal dari resonansi
stokastik adalah kekuatan sinyal keluaran maksimum sebagai fungsi dari gangguan
(Bulsara dan Gammaitoni 1996).
Terdapat banyak contoh-contoh resonansi stokastik, beberapa di antaranya
adalah rangkaian elektronik trigger Schmitt, dioda tunnel, sistem biologi pada
respon syaraf penglihatan, kanal ionik, aplikasi medis, laser cincin bistabil
dan devais interferensi kuantum super-menghantar (dirangkum dari
berbagai sumber).
Antenna resonan yaitu
kondisi dimana antenna bekerja maksimum pada suatu frekuensi, bisa di
frekuensi yg sesuai dengan rancangan atau mungkin meleset bahkan bisa jadi di
frekuensi harmonisanya. Antenna itu akan meradiasikan RF secara maksimal
dari yang dia mampu ke udara sesuai dengan pola lobe radiasi RF (yang dikehendaki
waktu mendesain) dari energi yang dikembalikan ke arah radio. Situasi tsb
disebut antenna resonan di frekuensi itu.
- Semua pemancar atau penerima memerlukan antena.
- Antena pemancar melepaskan daya dari pemancar ke udara berupa gelombang elektromagnetik (gelombang radio).
- Antena penerima mengumpulkan enerji gelombang elektromagnetik serta mengubahnya menjadi arus listrik bolak-balik dan diteruskan ke penerima untuk dideteksi.
• Antena Resonansi
– Hampir semua daya terpancar ke udara
– Biasanya masih bisa digunakan +/- 1% dari frek resonansinya
• Antena Non Resonansi
– Sebagian besar daya hilang
– Praktis karena dioperasikan dibanyak frekwensi
Resonansi adalah sebuah fenomena alam dimana gelombang pantul memperkuat
gelombang utama sehingga menghasilkan daya yang lebih besar. Resonansi juga
terjadi pada antena, yaitu pada saat panjang antena tepat sama dengan ½ lamda.
Perhatikan gambar (1) dimana gelombang pertama kali muncul dari pemancar di
titik A. Gelombang ini kemudian merambat melalui antena menuju titik B. Di
titik B gelombang akan bertemu dengan udara atau sebuah rangkaian terbuka
sehingga gelombang tidak bisa menjalar lebih jauh lagi. Berhubung udara
memiliki impedansi yang berbeda maka di titik B gelombang ini akan dipantulkan
kembali menuju titik A. Di titk A gelombang pantul itu bertemu dengan impedansi
pemancar dan kemudian dipantulkan lagi ke arah titik B. Demikian seterusnya
sehinga gelombang ini terus terpantul secara bolak-balik (berosilasi)
Antena merupakan rangkaian resonansi
yang istimewa. Pada rangkaian resonansi biasa, ukuran kondensator dan kumparan
jauh lebih kecil dari panjang gelombang resonansi. Hal ini membuat medan
listrik dan magnetik tetap tinggal di dalam rangkaian. Energi medan tersebut
diubah menjadi sinyal dan sebagian menjadi kalor (panas).
Apabila ketebalan
kumparan dan besar kondensator sebanding dengan panjang gelombang resonansi,
maka sebagian besar energi akan dikeluarkan sebagai
gelombang elektromagnetik. Ini adalah prinsip pemancar. Kekuatan medan
elektromagnetik yang dipancarkan tergantung luas medan pancar, besar arus dan
tegangan dan tegangan listrik di dalamnya.
Tujuan utama antena
untuk membuat arus listrik yang berfrekuensi tinggi, sesuai dengan jumlah
energi yang tersedia. Dengan menghasilkan frekuensi tinggi antena berfungsi
sebagai transformator antara saluran transmisi dengan gelombang ruang bebas.
Pada radar atau sistem komunikasi satelit sering dijumpai sebuah antena yang
melakukan kedua fungsi (peradiasi dan penerima) sekaligus.
Ada dua tipe dasar
dari antena berdasarkan pola radiasinya yaitu omni-directional (ke segala arah)
dan directional (ke satu arah).
Parameter penting
dalam antena yang penting untuk suatu aplikasi, yaitu reesonansi frekuensi,
pola radiasi, gain dan polarisasi. parameter ini umumnya sama pada sebuah
antena, baik ketika antena tersebut menjadi peradiasi (pemancar) atau menjadi
penerima, untuk suatu frekuensi,polarisasi dan bidang irisan tertentu.
Parameter penting
dalam antena
- Resonansi frekuensi
Resonansi frekuensi berkaitan dengan panjang kumparan sebuah antena.
Panjang kumparan berpengaruh dalam faktor kecepatan (perbandingn dari kecepatan
dalam kumparan dengan kecepatan cahaya).
- Pola radiasi
Pola radiasi antena adalah plot 3-dimensi distribusi sinyal yang
dipancarkan atau diterima oleh sebuah antenna
- Gain
Gain (directive
gain) adalah karakter antena yang terkait dengan kemampuan antenna mengarahkan
radiasi sinyalnya, atau penerimaan sinyal dari arah tertentu.
- Polarisasi
Arah rambat dari
medan elektromagnet yang dibentuk oleh antenna