AKRAB DI UDARA, RUKUN DI DARAT, IMAN DI HATI

Tuesday, 3 March 2015

INTERFERENSI GELOMBANG RADIO


Interferensi  adalah gangguan siaran sebagai akibat terjadinya bentrokan frekuensi antara dua stasiun radio yang berada pada saluran frekuensi yang sama atau dari stasiun radio yang memiliki saluran frekuensi yang berdekatan. Oleh sebab itu beberapa stasiun radio dalam suatu wilayah yang sama tidak boleh berdekatan frekuensinya, atau dikosongkan satu frekuensi. Frekuensi yang kosong dapat digunakan lagi oleh stasiun radio yang berada diwilayah yang jauh lokasinya, seperti; dibatasi oleh gunung, bukit, lautan luas dan lain sebagainya.

Di wilayah sekitar tempat pemancar, yang tingkat kekuatan sinyal pancarannya masih sangat kuat, sideband biasanya akan melebar melewati batas saluran frekuensi yang telah ditentukan untuk stasiun penyiaran bersangkutan, sehingga bentrok dengan saluran frekuensi yang berdekatan. Jika hal itu terjadi, cara mengatasinya adalah dengan memperkecil atau memperlemah sinyal yang keluar dari pemancar hingga sideband tidak bentrok dengan saluran yang berdekatan, namun konsekuensi tindakan ini adalah daya pancar stasiun bersangkutan menjadi lemah. Untuk mengatasi hal ini, pihak berwenang harus menempatkan setiap saluran frekuensi pada jarak yang cukup jauh. Saluran frekuensi tidak boleh berada pada posisi berdempetan.

Hal ini sedikit berbeda dalam teknologi jaringan nirkabel, istilah interferensi biasanya digunakan untuk hal yang lebih luas, untuk gangguan dari sumber radio frekuensi seperti dari kanal tetangga. Jadi interferensi dalam jaringan nirkabel adalah sebuah gangguan yang dapat menggangu kualitas sinyal.(Onno dkk,2008)

Pada saat puncak bertemu dengan puncak, maka kita akan memperoleh hasil yang maksimum (1+1=2). Hal ini disebut interferensi konstruktif. Akan tetapi jika puncak bertemu dengan lembah, maka hasil yang diperoleh adalah penghilangan dari sinyal ((1+(-)1=0). Hal ini disebut interferensi destruktif.

Untuk memahami sebuah gelombang, satu tambah satu belum tentu sama dengan dua. Hasilnya kadang-kadang bisa saja menjadi nol.







Gambar: Interferensi Konstruktif dan Destruktif (Onno dkk,2008)

Untuk pemahaman dari gambar diatas, bayangkan jika kita menggambar dua (2) gelombang sinus dan menjumlahkan amplitudanya.

Pada frekuensi radio yang crowded atau channel yang berhimpitan, salah satu tantangan yang cepat atau lambat tapi pasti akan kita hadapi bersama adalah berkurangnya throughput, karena tingginya interferensi dan noise.

Sinyal yang kuat tidak cukup menjamin reliabilitas pada sebuah radio penerima. Sinyal level harus secara konsisten jauh lebih besar dari pada noise yang diterima di radio penerima. Dengan kata lain, perbandingan antara sinyal kepada noise, Signal To Noise Ratio (SNR) harus setinggi mungkin. Untuk memperoleh SNR yang tinggi, ada dua kondisi yang harus penuhi sekaligus, yaitu :

1. Sinyal yang diterima oleh radio penerima harus lebih tinggi dari sensifitas penerima.
2. Level noise di input penerima harus lebih rendah dari sinyal yang masuk. Noise didefinisikan sebagai “segala sesuatu yang bukan sinyal yang kita inginkan”.
Gagal memenuhi kedua kondisi tersebut akan menyebabkan SNR yang rendah.

MEMAKSIMALKAN LEVEL SINYAL YANG DITERIMA
Kita sebetulnya mempunyai kemampuan mengontrol secara langsung proses untuk memaksimalkan sinyal yang diterima. Beberapa prosedur standar yang biasa digunakan adalah :
  1. Link Budget – daya pancar yang cukup, sensifitas penerima, fade margin, dan penguatan antena yang cukup untuk mengatasi loss di kabel coax dan free space.
  2. Line Of Sight (LOS) – jalur LOS harus tanpa hambatan/penghalang dari ujung ke ujung.
  3. Fresnel Zone – harus cukup daerah yang bebas tidak ada halangan.
  4. Installation – yakinkan antena dipasang dengan aman dan benar, arah yang benar, konektor yang diisolasi tahan air, menggunakan konektor dan coax yang baik.
MEMINIMALISASI INTERFERENSI DAN NOISE
Kita biasanya tidak punya kemampuan mengatur/mengontrol sumber noise atau interferensi. Beberapa sumber noise adalah :
  1. Natural noise – noise dari atmosfir dan galaksi.
  2. Manmade noise – sinyal RF yang diambil dari antena. Termasuk microwave oven, telepon cordless dan indoor WIFI serta beberapa peralatan medical/kedokteran.
  3. Receiver noise – noise yang dihasilkan oleh rangkaian internal penerima.
  4. Interferensi dari jaringan lain – interferensi yang disebabkan oleh jaringan wireless lain yang bekerja pada band yang sama.
  5. Interferensi dari jaringan kita sendiri – terjadi jika kita menggunakan frekuensi yang sama lebih dari satu kali, menggunakan channel yang tidak mempunyai cukup jarak/spasi antar channelnya, atau menggunakan urusan frekuensi hopping yang tidak benar.
  6. Interferensi dari sinyal out-of-band – disebabkan oleh sinyal yang kuat di luar frekuensi band yang kita gunakan, misalnya, pemancar AM, FM atau TV, pager dan radio CB.
STRATEGI MENGALAHKAN INTERFERENSI
Beberapa strategi yang biasa digunakan untuk mengalahkan interferensi adalah :
  1. Gunakan antena sektoral atau antena pengarah/narrow beam dengan penguatan tinggi. Biasanya sangat effektif mengurangi interferensi, terutama di daerah yang spectrum-nya sangat padat sekali.
  2. Pilih frekuensi yang tidak banyak digunakan oleh stasiun lain.
  3. Ubah lokasi peralatan / antena.