Interferensi adalah gangguan siaran sebagai akibat terjadinya bentrokan frekuensi antara dua stasiun radio yang berada pada saluran frekuensi yang sama atau dari stasiun radio yang memiliki saluran frekuensi yang berdekatan. Oleh sebab itu beberapa stasiun radio dalam suatu wilayah yang sama tidak boleh berdekatan frekuensinya, atau dikosongkan satu frekuensi. Frekuensi yang kosong dapat digunakan lagi oleh stasiun radio yang berada diwilayah yang jauh lokasinya, seperti; dibatasi oleh gunung, bukit, lautan luas dan lain sebagainya.
Di wilayah sekitar tempat pemancar, yang tingkat kekuatan sinyal
pancarannya masih sangat kuat, sideband biasanya akan melebar
melewati batas saluran frekuensi yang telah ditentukan untuk stasiun penyiaran
bersangkutan, sehingga bentrok dengan saluran frekuensi yang berdekatan. Jika
hal itu terjadi, cara mengatasinya adalah dengan memperkecil atau memperlemah
sinyal yang keluar dari pemancar hingga sideband tidak bentrok
dengan saluran yang berdekatan, namun konsekuensi tindakan ini adalah daya
pancar stasiun bersangkutan menjadi lemah. Untuk mengatasi hal ini, pihak
berwenang harus menempatkan setiap saluran frekuensi pada jarak yang cukup
jauh. Saluran frekuensi tidak boleh berada pada posisi berdempetan.
Hal ini sedikit berbeda dalam
teknologi jaringan nirkabel, istilah interferensi biasanya digunakan untuk hal
yang lebih luas, untuk gangguan dari sumber radio frekuensi seperti dari kanal
tetangga. Jadi interferensi dalam jaringan nirkabel adalah sebuah gangguan yang
dapat menggangu kualitas sinyal.(Onno dkk,2008)
Pada saat puncak bertemu dengan
puncak, maka kita akan memperoleh hasil yang maksimum (1+1=2). Hal ini disebut
interferensi konstruktif. Akan tetapi jika puncak bertemu dengan lembah, maka
hasil yang diperoleh adalah penghilangan dari sinyal ((1+(-)1=0). Hal ini
disebut interferensi destruktif.
Untuk memahami sebuah
gelombang, satu tambah satu belum tentu sama dengan dua. Hasilnya kadang-kadang
bisa saja menjadi nol.
Gambar: Interferensi
Konstruktif dan Destruktif (Onno dkk,2008)
Untuk pemahaman dari gambar diatas, bayangkan jika kita menggambar
dua (2) gelombang sinus dan menjumlahkan amplitudanya.
Pada frekuensi radio yang crowded atau
channel yang berhimpitan, salah satu tantangan yang cepat atau lambat tapi
pasti akan kita hadapi bersama adalah berkurangnya throughput, karena tingginya
interferensi dan noise.
Sinyal yang kuat tidak cukup menjamin
reliabilitas pada sebuah radio penerima. Sinyal level harus secara konsisten
jauh lebih besar dari pada noise yang diterima di radio penerima. Dengan kata
lain, perbandingan antara sinyal kepada noise, Signal To Noise Ratio (SNR)
harus setinggi mungkin. Untuk memperoleh SNR yang tinggi, ada dua kondisi yang
harus penuhi sekaligus, yaitu :
1. Sinyal yang diterima oleh radio penerima
harus lebih tinggi dari sensifitas penerima.
2. Level noise di input penerima harus lebih
rendah dari sinyal yang masuk. Noise didefinisikan sebagai “segala sesuatu yang
bukan sinyal yang kita inginkan”.
Gagal memenuhi kedua kondisi tersebut akan
menyebabkan SNR yang rendah.
MEMAKSIMALKAN LEVEL SINYAL YANG DITERIMA
Kita sebetulnya mempunyai kemampuan
mengontrol secara langsung proses untuk memaksimalkan sinyal yang diterima.
Beberapa prosedur standar yang biasa digunakan adalah :
- Link Budget – daya pancar yang cukup, sensifitas penerima, fade margin, dan penguatan antena yang cukup untuk mengatasi loss di kabel coax dan free space.
- Line Of Sight (LOS) – jalur LOS harus tanpa hambatan/penghalang dari ujung ke ujung.
- Fresnel Zone – harus cukup daerah yang bebas tidak ada halangan.
- Installation – yakinkan antena dipasang dengan aman dan benar, arah yang benar, konektor yang diisolasi tahan air, menggunakan konektor dan coax yang baik.
MEMINIMALISASI INTERFERENSI DAN NOISE
Kita biasanya tidak punya kemampuan
mengatur/mengontrol sumber noise atau interferensi. Beberapa sumber noise
adalah :
- Natural noise – noise dari atmosfir dan galaksi.
- Manmade noise – sinyal RF yang diambil dari antena. Termasuk microwave oven, telepon cordless dan indoor WIFI serta beberapa peralatan medical/kedokteran.
- Receiver noise – noise yang dihasilkan oleh rangkaian internal penerima.
- Interferensi dari jaringan lain – interferensi yang disebabkan oleh jaringan wireless lain yang bekerja pada band yang sama.
- Interferensi dari jaringan kita sendiri – terjadi jika kita menggunakan frekuensi yang sama lebih dari satu kali, menggunakan channel yang tidak mempunyai cukup jarak/spasi antar channelnya, atau menggunakan urusan frekuensi hopping yang tidak benar.
- Interferensi dari sinyal out-of-band – disebabkan oleh sinyal yang kuat di luar frekuensi band yang kita gunakan, misalnya, pemancar AM, FM atau TV, pager dan radio CB.
STRATEGI MENGALAHKAN INTERFERENSI
Beberapa strategi yang biasa digunakan untuk
mengalahkan interferensi adalah :
- Gunakan antena sektoral atau antena pengarah/narrow beam dengan penguatan tinggi. Biasanya sangat effektif mengurangi interferensi, terutama di daerah yang spectrum-nya sangat padat sekali.
- Pilih frekuensi yang tidak banyak digunakan oleh stasiun lain.
- Ubah lokasi peralatan / antena.