AKRAB DI UDARA, RUKUN DI DARAT, IMAN DI HATI

Sunday, 8 March 2015

MENGHITUNG PANJANG GELOMBANG

Panjang gelombang adalah sebuah jarak antara satuan berulang dari sebuah pola gelombang. Biasanya memiliki denotasi huruf Yunani lambda (λ). Dalam sebuah gelombang sinus, panjang gelombang adalah jarak antara puncak :
Panjang Gelombang 


Axis x mewakilkan panjang, dan I mewakilkan kuantitas yang bervariasi (misalnya tekanan udara untuk sebuah gelombang suara atau kekuatan listrik atau medan magnet untuk cahaya), pada suatu titik dalam fungsi waktu x. Panjang gelombang λ memiliki hubungan inverse terhadap frekuensi f, jumlah puncak untuk melewati sebuah titik dalam sebuah waktu yang diberikan. Panjang gelombang sama dengan kecepatan jenis gelombang dibagi oleh frekuensi gelombang. Ketika berhadapan dengan radiasi elektromagnetik dalam ruang hampa, kecepatan ini adalah kecepatan cahaya c, untuk sinyal (gelombang) di udara, ini merupakan kecepatan suara di udara. 



Cepat rambat gelombang sama dengan cahaya, ialah: 300.000.000 meter/detik. Sedangkan gelombang tersebut bergetar sejumlah f cycle/detik (f=frekuensi). Misalnya: frekuensinya 6 MHz, maka setiap detik ia bergetar 6.000.000 kali. Kita tahu, bahwa: satu Lambda (λ) adalah jarak yang ditempuh oleh gelombang selama satu kali getar. 

Sehingga panjang satu Lambda adalah: 

Kalau f dalam MHz dan λ dalam meter, maka rumusnya menjadi: 




Dari persamaan di atas, ialah panjang gelombang di udara. Cepat rambat gelombang listrik pada logam itu lebih kecil, yaitu: 0.95 kali gelombang radio di udara. Jadi untuk menghitung Lambda antena, rumus tersebut menjadi: 

dimana λ dinyatakan dalam meter, dan f dalam MHz. 

Antena dipole untuk frekuensi 7.050 MHz dengan rumus di atas, akan didapatkan panjang setiap sayapnya 9.99 meter atau dibulatkan 10 meter. Panjang 10 meter ini dinamakan panjang theoritis.


Panjang theoritis tersebut belum dapat langsung digunakan karena, faktor pengaruh lingkungan belum diperhitungkan. Kita tahu, bahwa pengaruh lingkungan di setiap lokasi itu berbeda. Perhitungan theoritis ini mutlak diperlukan, agar kita bisa memulai percobaan. 

Tanpa perhitungan theoritis, kita tidak akan bisa mengetahui dari mana kita akan memulai percobaan. Selain itu harus diketahui pula, bahwa: lingkungan sangat berpengaruh terhadap panjang theoritis terutama apabila antena itu dipasang rendah. Untuk itu, maka dalam praktek, panjang theoritis tersebut harus diberikan koreksi yang dinamakan koreksi lingkungan. 

Penyesuaian dengan lingkungan itu dilakukan dengan metoda trial and error. Metoda trial and error adalah: suatu metoda ilmiah yang digunakan apabila ada dua variabel yang saling tergantung, atau bila ada beberapa variabel yang tidak dapat diukur besarnya.



Jenis Vertical Antenna :
1/4 Lamda Vertical (gain 0db Over isotropic)
Antena ¼ Lamda dengan ukuran panjang kurang lebih 48-50cm untuk band 144Mhz tanpa coil dengan karakteristik axis radiasi 0 derajat terhadap mobil bracket mounting dan menjadi standar kemampuan jenis antenna vertical terhadap jenis jenis lain antenna yang lebih panjang maupun lebih pendek dari ukuran ¼ Lamda

5/8 Lamda Vertical (gain 3db Over Isotropic)
Antena 5/8 Lamda dengan ukuran panjang kurang lebih 120-130cm untuk band 144Mhz dilengkapi dengan coil pada bagian bawah nya dengan karakteristik axis radiasi 15 derajat terhadap mobil bracket mounting.

7/8 Lamda Vertical (gain 5 db Over isotropic)
Antena 7/8 Lamda dengan ukuran panjang kurang lebih 160-175cm untuk band 144Mhz dilengkapi dengan beberapa coil pada bagian tengah dan bawah dengan karakteristik axis radiasi 30 derajat terhadap mobil bracket mounting.

1/8 Lamda Helical vertical (gain –3db Over isotropic)
Antena 1/8 Lamda dengan ukuran panjang phisik kurang lebih 15-20cm untuk band 144Mhz , namun terdiri dari uliran kawat yang digulung untuk memperpendek panjang fisik dari antenna dengan karakteristik axis radiasi >30 derajat terhadap bracket mounting. Jenis antenna ini banyak di gunakan pada tranceiver handy talky.

baca juga Rumus Panjang Antena